Hambatan penderita tuna netra
Pada tahapan sensori motor, hambatan sosial yang dialami
anak tunanetra secara langsung akan menghambat kemampuannya dalam pengamatan
dan penginderaan terhadap dunia sekitarnya. Secara umum anak tunanetra
cenderung memiliki daya ingat tinggi tapi rendah dalam penguasaan konsep. Anak
tunanetra memiliki indera pendengaran yang sangat tajam.
Perkembanagan motorik anak tuna netra cenderung awas dibandingkan
dengan anak awas pada umumnya. Kelambatan ini terjadi karena dalam perkembangan
perilaku motorik diperlukan adanya koordinasi
fungsional antara neuromuscular system
( system persyarafan dan otot ) dan fungsi psikis (afektif, kognitif, konatif)
serta kesempatan yang diberikan oleh lingkungan. Mungkin pada anak tuna netra
fungsi system syaraf dan otot tidak terganggu namun fungsi psikisnya kurang mendukung
menjadi hambatan tersendiri dalam perkembangan motoriknya.
Persepsi. Anak tuna netra cenderung belum bisa memahami cara orang
memandang objek yang sama, serta bersifat searah, anak tuna netra cenderung
mengalami hambatan atau car berfikir seperti itu. Ketidak mampuannya dalam
menggunakan indera penglihatan sebagai saluran informasi cenderung mengalami
kesulitan dalam belajar memahami dan mengklasifikasikan atas dasar-dasar atau
ciri-ciri yang menonjol berdasarkan hasil dari proses pendengaran, perabaan,
penciuman, atau pengecapan walaupun semua itu tergantung pada ada atau tidaknya
suara, terjangkau atau tidaknya oleh tangan, ada tidaknya bau serta rasa.
Atensi. Perhatian
anak tuna netra cenderung tidak fokus karena keterbatasan dalam penerimaan
informasi dari aspek visual. Namun anak tuana netra biasanya memfokuskan
perhatianya melalui pendengaran,perabaan, penciuman dan lain sebagainya.
Memori atau ingatan yang dimiliki oleh anak tuna netra
pada umumnya sama dengan anak awas namun anak tuna netra dapat mengingat apa
yang dia dengar dan dia rasakan. Misalnya mengingat nama teman,pelajaran yeng
diperoleh melalui pendengaran.
Orientasi anak tuna netra cenderung terhambat karena kurangnya
penguasaan ruang yang di sebabkan oleh tidak berfungsinya indera penglihatan
dan kurangnya latihan.
Perkembangan bahasa anak tuna netra juga tertinggal
dibanding anak awas misalnya kata-kata verbalistis yang diperoleh dari orang lain
seringkali tidak ia mengerti. Komunikasi nonverbal pada tuna netra juga
merupakan hal yang kurang dipahaminya karena kemampuan ini sangat tergantung
pada stimuli visual dari lingkungannya.
Pembentukan Konsep. Kecenderungan anak tuna netra menggantikan indera penglihatannya
dengan indera pendengarannya sebagai saluran utama penerima informasi dari luar
mengakibatkan pembentukan pengertian atau konsep hanya berdasarkan atas suara
atau bahasa lisan. Oleh karena itu anak tuna netra sering kali dikatakan tahu
tapi tidak tahu karena tahunya hanya sebatas penglihatan verbal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar