Rabu, 07 November 2012

Tuna Netra

Hambatan penderita tuna netra

Pada tahapan sensori motor, hambatan sosial yang dialami anak tunanetra secara langsung akan menghambat kemampuannya dalam pengamatan dan penginderaan terhadap dunia sekitarnya. Secara umum anak tunanetra cenderung memiliki daya ingat tinggi tapi rendah dalam penguasaan konsep. Anak tunanetra memiliki indera pendengaran yang sangat tajam.
Perkembanagan motorik anak tuna netra cenderung awas dibandingkan dengan anak awas pada umumnya. Kelambatan ini terjadi karena dalam perkembangan perilaku motorik diperlukan adanya koordinasi
fungsional antara neuromuscular system ( system persyarafan dan otot ) dan fungsi psikis (afektif, kognitif, konatif) serta kesempatan yang diberikan oleh lingkungan. Mungkin pada anak tuna netra fungsi system syaraf dan otot tidak terganggu namun fungsi psikisnya kurang mendukung menjadi hambatan tersendiri dalam perkembangan motoriknya.
Persepsi. Anak tuna netra cenderung belum bisa memahami cara orang memandang objek yang sama, serta bersifat searah, anak tuna netra cenderung mengalami hambatan atau car berfikir seperti itu. Ketidak mampuannya dalam menggunakan indera penglihatan sebagai saluran informasi cenderung mengalami kesulitan dalam belajar memahami dan mengklasifikasikan atas dasar-dasar atau ciri-ciri yang menonjol berdasarkan hasil dari proses pendengaran, perabaan, penciuman, atau pengecapan walaupun semua itu tergantung pada ada atau tidaknya suara, terjangkau atau tidaknya oleh tangan, ada tidaknya bau serta rasa.
Atensi. Perhatian anak tuna netra cenderung tidak fokus karena keterbatasan dalam penerimaan informasi dari aspek visual. Namun anak tuana netra biasanya memfokuskan perhatianya melalui pendengaran,perabaan, penciuman dan lain sebagainya.
Memori atau ingatan yang dimiliki oleh anak tuna netra pada umumnya sama dengan anak awas namun anak tuna netra dapat mengingat apa yang dia dengar dan dia rasakan. Misalnya mengingat nama teman,pelajaran yeng diperoleh melalui pendengaran.
Orientasi anak tuna netra cenderung terhambat karena kurangnya penguasaan ruang yang di sebabkan oleh tidak berfungsinya indera penglihatan dan kurangnya latihan.
Perkembangan bahasa anak tuna netra juga tertinggal dibanding anak awas misalnya kata-kata verbalistis yang diperoleh dari orang lain seringkali tidak ia mengerti. Komunikasi nonverbal pada tuna netra juga merupakan hal yang kurang dipahaminya karena kemampuan ini sangat tergantung pada stimuli visual dari lingkungannya.
Pembentukan Konsep. Kecenderungan anak tuna netra menggantikan indera penglihatannya dengan indera pendengarannya sebagai saluran utama penerima informasi dari luar mengakibatkan pembentukan pengertian atau konsep hanya berdasarkan atas suara atau bahasa lisan. Oleh karena itu anak tuna netra sering kali dikatakan tahu tapi tidak tahu karena tahunya hanya sebatas penglihatan verbal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar