PERKEMBANGAN FISIK ANAK TUNAGRAHITA
Fungsi-fungsi perkembangan anak tunagrahita ada yang tertinggal jauh oleh anak
normal. Adapula yang sama atau hampir menyamai anak normal. Perkembangan jasmani dan motorik anak
tunagrahita tidak secepat perkembangan anak normal pada umumnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa 3 th
– 12 th ada dalam kategori kurang sekali. Sedangkan anak normal pada umur yang
sama ada dalam kategori kurang (M.Umardjani,1984). Dengan demikian tingkat
jasmani anak tunagrahita setingkat lebih rendah dibandingkan dengan anak normal
pada umur yang sama. Perkembangan motorik mencakup dua hal yaitu gross motor
(seperti berjalan, melompat, melempar) dan fine motor (seperti menulis,
menyulam, menggunting dsb) pada anak-anak yang pertama berkembang adalah gross,
lalu fine
motor. Kita mempelajari
gerak-gerak jari dengan mudah, tetapi lain halnya dengan anak tunagrahita
mereka mengalami kesulitan untuk menguasainya
PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK TUNAGRAHITA
Mussen, Conger, dan Kagan (1974) paling sedikit terdiri dari
5 proses yaitu persepsi, memory,
kemunculan ide – ide evaluasi penalaran dan
proses – proses itu meliputi sejumlah unit yaitu skema, gambaran, symbol,
konsep dan kaidah – kaidah. Anak terbelakang menunjukkan deficit pemerolehan
pengetahuan seperti yang digambarakan proses kognisi meliputi proses dimana
pengetahuan itu diperoleh, disimpan dan dimanfaatkan. Jika terjadi gangguan
perkembangan intelektual akan tercermin pada proses kognitif. Yang dikemukakan
Mussen dkk (persepsi, memory, ide – ide, evaluasi, dan penalaran). Spitz (1963)
menerapkan teori kejenuhan cortical (Cortical Satiation Theory) terhadap
anak tunagrahita Spitz mengajukan sebuah hipotesis bahwa sel cortical (Cortical
cells) anak tunagrahita lebih lambat dalam perubahan kimia, listrik, dan perubahan
fisik. Perubahan-perubahan temporer pada sel ortical lebih lambat kembali pada
keadaan semula. Perubahan-perubahan yang terjadi pada sel cortical lebih sulit.
Fleksibilitas mental yang kurang pada anak tunagrahita mengakibatkan kesulitan
dalam pengorganisasian bahan yang akan dipelajari. Oleh karena itu sukar bagi
anak tunagrahita untuk menangkap informasi yang kompleks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar