Pembinaan Keterampilan Sosial Anak Tuna Laras
Posting kali ini membahas pembinaan ketrampilan sosial anak tuna laras
Setelah membaca modul satu unit tiga ini, mahasiswa
diharapkan dapat: memahami konsep pembinaan keterampilan sosial (berfikir,
kepemimpinan dan kerjasama); mampu penyususnan program pembelajaran yang lebih
menekankan pada pencapaian pengembangan keterampilan berfikir, kepemimpinan dan
kerjasama untuk anak tunalaras.
Pengertian Keterampilan Sosial
Sebagai mahluk sosial manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu
manusia dalam hidupnya tergantung pada individu lain. Ia butuh bermasyarakat
untuk memenuhi segala kebutuhannya seperti: makan, minum dan kebutuhan lainnya.
Manusia memiliki sifat-sifat khusus
sebagai individu yang dapat dibedakan dengan individu lain. Manusia sebagai
makhluk monodualitas adalah makhluk individu, yang juga makhluk sosial. Bagi
anak-anak luar biasa, terutama anak-anak tunalaras mereka belum dapat melakukan
hal tersebut dengan baik. hal ini disebabkan karena adanya gangguan dalam diri mereka,
untuk itu diperlukan adanya keterampilan bagi anak, yang dapat menunjang
interaksi sosial secara baik.
Keterampilan sosial merupakan salah
satu aspek yang mendukung dan menunjang proses interaksi. Ketrampilan sosial
merupakan keterampialn yang berkaitan dengan hubungan atau interaksi individu
dengan yang lainnya. Menurut Sumaatmadja (1984:86):
“Keterampilan sosial merupakan
keterampilan yang erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat”.Keterampilan
sosial melibatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah sosial atau antar
pribadi secara adaptif dan kemampuan untuk terlibat secara aktif dalam
lingkungan sosial, baik lingkungan teman sebaya atau orang dewasa. Kedua
dimensi kemampuan tersebut pada akhirnya mengarah pada penerimaan sosial
terhadap individu-individu yang memiliki kesulitan untuk menyelesaikan
permasalahan antar pribadi cenderung memiliki keterampilan sosial yang rendah.
Peranan Keterampilan Sosial
Hidup dimasyarakat mempunyai arti yang sangat penting bagi
manusia. Banyak kebutuhan yang hanya dicapai atau dipenuhi melalui bantuan dan
kerjasama dengan orang lain. Itulah sebabnya manusia sejak lahir sampai akhir
hayatnya selalu hidup dalam bermasyarakat.
Keterampilan sosial harus dimiliki
oleh setiap orang termasuk anak tunalaras tanpa terkecuali. Memiliki
keterampilan sosial bagi anak tunalaras berarti ikut serta menciptakan stabilitas
masyarakat, memiliki pengendalian diri, dapat memperluas pergaulan, mempertinggi
harga diri, memiliki timbang rasa, menghormati dan menghargai dirinya sendiri
dan orang lain, bersikap jujur, disiplin dan sebagainya.
Bentuk-bentuk
Keterampilan Sosial
Surya (1988:4-5) membaginya kedalam
3 kelompok yaitu:
1.
Keterampilan memahami
dan mengelola diri sendiri, keterampilan ini merupakan suatu cara bagaimana
mengenal berbagai aspek diri sendiri dan pemanfaatannya dalam memecahkan
masalah.
2.
Keterampilan
interaktif, merupakan keteramilan yang dapat menunjang efektivitas interaksi
dengan orang lain, termasuk keterampilan berbicara seacara efektif, memahami pengaruh
diri sendiri terhadap orang lain, mendengarkan, memahami orang lain dan sebagainya.
3.
Keterampilan
memecahkan masalah kehidupan, yaitu ketrampilan yang berhubungna langsung
dengan masalah kehidupan. Misalnya, pengaturan waktu, pengaturan uang, pengelolaan
diri sendiri dan sebagainya.
Keterampilan
Sosial Anak Tunalaras
Anak tunalaras adalah anak yang
mengalami hambatan dalam melakukan interaksi dengan orang lain dan
lingkungannya. Tetapi dalam banyak hal mereka juga dapat berhubungan dengan
orang lain atau lingkungannya. Mereka mampu membentuk suatu kelompok yang
kompak dan akrab serta dapat membangun keterikatan antara yang satu dengan yang
lainnya. Hal ini yang menyebabkan mereka cenderung sulit berinteraksi sehingga
menampilkan perilaku yang cenderung destruktif. Di sekolah mereka menjadi malas
untuk belajar dan kurang perhatian terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru
dan akhirnya mengalami kegagalan dalam belajar. Hal ini mereka menjadi kurang
memiliki sikap dan kontrol diri yang baik, sehingga segala tindakan mereka
cenderung melanggar norma-norma dan peraturan yang ada.
Lingkungan yang menyenangkan akan
dapat mendorong tumbuhnya perasaan mempercayai sesuatu, yang secara bertahap
berkembang ke lingkungan yang makin luas, dan semakin bertambahnya usia anak,
maka pengalaman sosial akan semakin berkembang dengan berbagai dinamikanya. Dan
pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya mewarnai perkembangan pribadi yang
selanjutnya. Karena itu, sekolah perlu mengupayakan kegiatankegiatan yang mampu
mendorong kemampuan anak dalam melakukan interaksi sosial di lingkungan. Untuk
itu pelaksanaan pembinaan keterampilan sosial sangatlah diperlukan.
Latihan
Keterampilan Sosial
Latihan terarah dalam kemampuan
sosial mungkin berguna bagi siswa yang mengalami gangguan emosi dan perilaku
yang sedang belajar agar mendapatkan keberhasilan di lingkungan kelas. Program
ini disebut Skillscreamming, dan digunakan sebagai pendekatan pembelajaran
tersusun bagi pengajaran kemampuan sosial. Program-program ini meliputi
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Peniruan
2. Bermain peran
3. Umpan baik untuk kerja
4. Mengalihkan keterampilan latihan
Sebelum menerapkan aktifitas ini,
buatlah suatu perkiraan akan kekuatan dan kelemahan dalam potensi sosial siswa.
Pada tahap pertama program ini, siswa diberikan model-model sikap sosial yang
positif. Peniruan ini dilakukan bergantian oleh guru dan teman-temannya.
Dibuatkan semua model situasi sulit dan provokatif. Peniruan ini diikuti oleh
role play. Selama siswa berlatih perilaku yang telah dibuatakan model. Umpan
balik dari bermain peran membuat siswa mengetahui hasilnya dengan baik, dia
mendekati perilaku sosial yang sesuai dengan model yang dibuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar